Perjalanan Baru

Rasanya sudah berjalan terlalu jauh, tapi sayang ada banyak hal yang terlewat untuk dikenang. 

Sebanarnya beberapa tahun terakhir, aku tetap menulis dengan platform lain, sebut saja instagram. Namun, semakin kesini, apa yang diinginkan oleh si pembuat sosial media tidak sesuai dengan apa yang aku butuhkan. Bagiku menulis adalah cara untuk healing, cara untuk bersyukur, dan cara mengikat cerita perjalanan diri. Menulis di instagram saat ini, terasa kurang menyenangkan karena bisa menimbulkan judgement dari orang lain , misalnya aku khawatir saat menceritakan hal bahagia ada orang lain yang tidak bisa ikut bahagia karenanya, lalu saat sedih, ada yang ikut sedih. Padahal, kalau mau menulis yaa menulis saja, tidak perlu overthingking. Tapi, dasar aku memang sukanya overthinking....

Lalu, yang menjadi algoritma instagram itu adalah bagaimana kita bisa memahami orang lain. Semakin tulisan kita related to kehidupan orang lain, maka semakin banyak yang baca. Nah, bagian ini pun kurang cocok dengan hidupku. Aku ingin menulis tapi biar sedikit saja orang yang membaca, aku ingin menulis untuk memahami diri sendiri dan mengenal diri sendiri. Kemudian, jika cerita hidupku dibaca sama banyak orangpun, sepertinya memang kurang menarik, karena semuanya biasa aja. Tapi aku, ingin tetap menulis tentang ceritaku sendiri yang tujuannya agar aku bisa membacanya dikemudian hari dan tersenyum-senyum saat mengenangnya. 

Untuk semua tulisan-tulisanku, tak apa jika hanya aku yang jadi pembacanya. 

Postingan populer dari blog ini

Putri Tineke

Selamat Pagi Jogja

Dari Yang di Tinggalkan