Sebuah rezeki yang datang dari Allah kepada para Srikandi, peserta PPSDMS R3 Putri, untuk berkunjung ke rumah Ibunda Septi, seorang ibu profesional yang telah sukses melahirkan dan mendidik anaknya menjadi outstanding children . Ibu Septi ini merupakan role model yang sangat tepat bagi para srikandi. Karena apa? Karena di asrama sedang hangat topic tentang munakahat, imam kece, ibu hebat, dan anak shalih, shalihah. Nah, dari sini kami belajar how to be good wife and good mom. Ibu Septi, merupakan seorang wanita yang telah berhasil mendidik anak-anaknya dirumah tanpa mengikuti sekolah formal namun anak-anak beliau sekarang menjadi anak yang sukses. Anak pertama, Enes sekarang kuliah di Singapore, di umur 18 tahun dia akan menjadi sarjana. Anak kedua, Ara, dia memiliki peternakan sapi dan sekarang sedang kuliah juga di Singapore. Anak terakhir, Elan, dia bercita-cita menjadi ahli robot. Saat ini Elan sedang membuat robot pengambil sampah dan dia ingin kuliah di Jerman. Tidak han...
Di bandara Schipol Amsterdam, akhirnya saya bertemu dengan teman, Inna (UGM) dan Lucky(UNAIR). Walaupun sama-sama dari Indonesia, tapi pertemuan pertama kami adalah di Amstredam. Setelah berkumpul, saatnya menuju kota Eindhoven. Kami akan mengunjungi kak Alifah Syamsiah, yang biasa dipanggil kak Lili. Beliau adalah kakak seperguruan di Asrama PPSDMS yang sekarang sedang menjadi mahasiswa PhD di TU/e (Technologycal University of Eindhoven). Saat itu, saya dan inna sudah memiliki tiket kereta menuju eindhoven seharga 7 euro yang dibelikan oleh kak Lili melalui group ticket. Sedangkan Lucky belum punya tiket, sehingga ia harus membeli tiket kereta di counter station seharga 25 euro. Transportasi antar kota di Belanda tergolong mahal, namun ada beberapa cara untuk berhemat, misalnya dengan membeli tiket melalui grup ticket atau beli di supermarket seperti HEMA atau Albert Heijin yang sering mengadakan promo. Jadi ingat, dulu pernah ba...
Kalau ada yang bertanya, apakah saya pernah bermimpi untuk berada di Paris? Jawabannya adalah tidak. Apakah saya pernah berdoa agar bisa ke Paris? Jawabannya juga tidak. Tanpa dimintapun, Allah memberikan kesempatan indah itu. Apalagi untuk sesuatu yang setiap hari kita pinta, kita doakan. Apakah mungkin Allah akan menggabaikannya? Insha Allah tidak. Jadi, London, tunggu ya! Percaya, sabar, usaha, tawakal, dan ikhlas. Paris, Summer 2016 Adanya banjir sempat membuat kami mengurungkan niat untuk ke Paris. Ketika di Eindhoven, kami berdiskusi apakah akan tetap ke Paris atau tidak. Berdasarkan berita online BBC, sebagian kota Paris, khususnya kawasan Eiffle yang berada didekat sungai Seine, terendam air. Dari berita tersebut juga dikatakan bahwa banjir tersebut terjadi tiap 30 tahun sekali, bahkan ada yang mengakatakan tiap 100 tahun sekali. Dalam diskusi tersebut, sayalah yang bersi keras untuk tidak membatalkan rencana. Saya bilang, “bagus dong kalau kita bisa liat banjirnya, bera...