Catatan Perjalanan #1 : Wondering Malaysia


Bumi perkemahan Ratu Boko Yogyakarta, 2013
Diakhir sesi acara Java Summer Camp 2013

Namaku Endah dari Malaysia”
“Kamu tinggal dimananya?”
“Kuala Lumpur”
“Wah, kapan-kapan kalau aku ke Malaysia nginap dirumah kamu yaa”
“Boleh”

Berawal dari percakapan yang frontal sore itu, akhirnya ditahun 2015 Alhamdulillah bisa ke Kuala Lumpur dan bertemu dengan Endah. Tentu saja menginap dirumahnya selama tiga hari dan tentu saja merepotkannya.

Yogyakarta-Kuala Lumpur, 14 Januari 2015

Hari itu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu. Karena tiket perjalanan ke Malaysia telah dipesan 6 bulan sebelumnya. Maklum tiket promo jadi lumayan dapat harga yang sangat murah. Ini adalah tiket promo pertama yang aku beli. Berdasarkan info seorang teman yang bernama wawan, travel agent yang baik hati, akhirnya aku bisa mendapatkan tiket murah itu. padahal waktu itu tabungan sudah habis untuk KKN di Papua, tapi dengan kebaikan hati wawan ini, aku boleh membayar tiketnya kapanpun. Akhirnya sebulan kemudian, setelah beasiswa Wardahnya keluar, akupun langsung membayar tiketku itu.

Tak hanya itu, perjalanan ini bukanlah ke Malaysia saja. sebenarnya Malaysia itu sebagai tempat singgah karena tujuan utamaku adalah rumah. Yap, Di Aceh. Akulah anak rantau yang sangat mendamba pulang ke rumah karena sudah dua tahun pergi. Kalau liburan malah pergi ke tempat lain, yaitu Taiwan dan Papua. Alhamdulillah liburan kali ini bisa pulang ke rumah dengan usaha sendiri tanpa minta ke Ayah.

Tidak sabar untuk segera melihat ayah, mama, adek-adek, kakek, nenek, sepupu dan lain-lain. Semua yang ada di Aceh sangat merindukan. Bayangkan, sudah dua tahun tidak pulang. Intinya bahagia membayangkan bisa tidur di rumah sendiri.

Pagi itu, aku bersiap ke Bandara Adji Sucipto Yogyakarata. Alhamdulillah bisa diantar sama 2 orang teman, Ruli Aulia dan Kurniawan Gunadi. Rencananya mau diantar Ruli naik motor, tapi karena perjalanan ke Malaysia ini sekaligus menjalankan tugas suci dari Mas Gun, yaitu membawa anak-anaknya, Buku Hujan Matahari yang sudah dipesan oleh orang-orang di Malaysia. Akhirnya, enggak jadi naik motor.

Setelah sekitar setengah jam perjalanan dari kostan ke Bandara, kamipun menurunkan sekotak besar yang isinya Buku Hujan Matahari. Beratnya 23 kg, ada 111 buku yang ada didalamnya. Entah kenapa, aku pelupa banget untuk membungkus kotaknya dengan plastik, sumpah benar-benar lupa. setelah cek in barang, aku keluar lagi dan menemui mereka. Mereka bikin aku takut. Mereka bilang bukunya bisa rusak kalau enggak diplastikin. Namanya juga lupa, yaa enggak sengaja dong.  
Karena mereka cuma bikin panik, akhirnya aku meminta mereka untuk pulang saja dan aku langsung menuju waiting room. Sebelum kesana, ternyata harus bayar airport tax sejumlah Rp100.000,00. Apa yang terjadi? Yap, uang rupiah di dompet memang cuma Rp100.000,00 itu. Inilah mungkin hikmah dibalik kelupaan membungkus kotak yang berisi buku itu.
Sejam setelah itu, dalam perjalanan menuju pesawat, ada seorang perempuan. Dia sebaya denganku, kitapun berkenalan. Namanya Vina, Anak Teknik Elektro UGM 2011 mau ke Malaysia juga, sama-sama 3 hari dan sama-sama sendiri. Bagaimana kalau kita main bareng disana? Oke katanya. Lalu kita duduk ditempat masing-masing.

Selama dipesawat, perasaan tidak tenang. Terbayang-bayang buku-buku Hujan Matahari itu di banting sama petugas bandara dan hancur dan aku bakalan dimarahin Mas Gun dan harus ganti rugi dan uangku bakalan habis -__-. Tiga jam perjalanan, doaku cuma satu “Ya Allah, semoga bukunya enggak kenapa-kenapa. Tolong ya Allah”. Begitulah doaku sepanjang perjalanan jogja-kuala lumpur lewat udara. Sampai-sampai tidak bisa tidur. Lebay sih, tapi memang begitulah adanya.
Setelah itu sampailah di Kuala Lumpur International Airport 2. Assalammu’alaikum Malaysia. Alhamdulillah bisa mendarat dengan selamat. Awalnya ada perasaan was-was juga karena ada kasus pesawat airasia hilang dari Surabaya-Singapore. Tapi namanya traveler itu kan harus siap mati dimanapun dan kapanpun, jadi aku pasrah saja. jika memang sudah waktunya kembali pada Allah. Aku ikhlas. Ceritanya sudah siap, walaupun amal belum cukup.

Setelah turun dari pesawat, aku berjalan bersama vina. Bersama-sama terus dari pemeriksaan di Imigrasi, ambil Bagasi, ketemu sama Elwani Majidah sampai makan KFC. Alhamdulillah ada vina, jadinya tidak terlalu canggung berjalan di Bandara KLIA 2 yang super besar itu. dan dengan PD menjawab bahwa isi didalam kotak ini adalah novel dan buku-buku kuliah.
Dipintu keluar kedatangan, ternyata Majidah dan kakaknya sudah menunggu. Kami berkenalan dan berfoto bersama. Lalu, aku memintanya untuk segera membuka kotaknya. Dan setelah di cek, Alhamdulillah enggak ada buku yang rusak. Sedikitpun enggak ada lecet. Fuih tugasku selesai. Saatnya menikmati hasil jerih payah hehe.

Setelah selesai bertransaksi dengan majidah, aku dan Vinapun mencari makan. Kami makan di KFC sambil menunggu Endah. Ternyata susah juga bahasa Malaysia, Abang-abang KFCnya enggak mengerti kita bicara dengan bahasa Indonesia. akhirnya dengan bahasa inggris baru bisa. Uang ringgit pertama yang keluar 10RM untuk makan KFC. beberapa saat menunggu, temanku belum bisa datang juga, akhirnya aku berpisah dengan Vina. Karena kalau terlalu malam, takutnya Vina akan tersesat. Dia tinggal dirumah Titi. Dia menemukan tempat tinggal itu berdasarkan referensi dari situs RBnB. Bisa juga diikutin jejaknya kapan-kapan. Situs tersebut menyediakan rumah-rumah untuk menginap yang super murah dan terpercaya. Lebih kerennya lagi, situs tersebut memberikan referensi tempat diberbagai belahan dunia. Dengan variasi harga yang oke dan host yang kita mau.
Vina sudah aku antarkan ke stasiun Bus. Vina sudah membeli tiketnya saat dia masih di Indonesia. 

Vina well-prepare banget untuk perjalanannya di KL ini. aku saja berniat untuk ikut dengannya. Oh iya, sebelum Vina pergi, kita membuat janji, besok jalan bareng, sama-sama menunggu di king’s Burger KL central. Lalu, akupun sendirian menunggu Endah di KFC. Bagus juga KLIA 2 ini. bisa membuat pengunjung tidak bosan, karena di Bandara ada Mallnya dan Free wifi terus aman banget juga. Jam 7 malam disini belum gelap, terus aku mengambil sedikit gambar di Bandara Ini. 

Selepas maghrib, Endahpun datang. Alhamdulillah, aku buru-buru menuju pintu keluar 3 KLIA 2. Setelah beberapa detik mencari, akhirnya aku menemukan Endah. Aku masih ingat wajahnya. Senja itu, kami meninggalkan KLIA 2 menuju rumah Endah. Seru banget naik mobil di KL bisa balapan, karena jalan raya di KL lebar-lebar dan sepi.  Sebelum tiba dirumah, kami mampir di rumah makan india. Aku hanya memesan juz jeruk saja dan itupun ditraktir Endah.

Dirumah Endah, mengobrol sebentar, mandi, dan langsung zzzzz.
           

Postingan populer dari blog ini

Putri Tineke

Selamat Pagi Jogja

Rasa yang Tak terdefenisikan