Memertahankan sesuatu itu lebih sulit
Ketika kita
sudah berhasil melewati suatu cobaan atau ujian, maka selanjutnya akan ada cobaan
atau ujian lagi yang lebih berat. Cobaan itu hadir seiring berjalanannya waktu
dan seiring bertambahnya usia kita. Tak jarang bila dalam menghadapi setiap
ujian itu maka kita akan berada pada titik mengingkari hati nurani atau dengan
kata lain kita akan tergoda dengan ujian itu. ujian yang menguji keistiqomahan
kita, Allah akan selalu menguji keistiqomahan itu dan selalu menyuguhkan
sesuatu yang lebih baik. ketika berhasil melewati ujian Grade B, maka akan
datang ujian dengan Grade A, begitu seterusnya. Tantangan yang harus dilewati
dalam ujian-ujian itu akan selalu meningkat, tingkat kesusahan dan
kesulitannya. Dan terkadang hati sendiri tergoda dan sangat merasa berat untuk
meninggalkannya.
sanggupkah kita meninggalkan segala sesuatu yang kita senangi namun tidak ridhai Allah?
Seberapa teguh hati kita menjaga karena Allah?
seberapa kuatkah diri menggendalikan diri sendiri?
Seberapa sabarkah?
Seperti dalam
sebuah permainan atau games, ketika mendekati garis finish maka tantangan yang
dihadapi oleh pemain akan sangat-sangat menyusahkan dan paling sulit-sulitnya. Banyak
yang gagal jika strateginya tidak sesuai. Tapi itu games, yang kalau gagal
masih ada sisa nyawa atau bisa di restart. Beda, ini hidup, kalau sekali tidak
bisa istiqomah maka bisa-bisa Allah tidak percaya lagi sama kita, tidak mau
lagi mendengar doa-doa kita.
Bismillah, semoga bisa meninggalkan ini semua karena Allah. Walaupun senang, tapi belum waktunya kan? Percaya aja, Allah akan selalu mendengar doa-doa orang-orang bersabar untuk selalu mengharap ridha terbaik dari Allah.
Jika itu memang takdir kita, mengapa harus begitu dan tidak istiqomah?
coba tanya hati nurani, benarkah ia tidak merasa bersalah?
Menjaga keistiqomahan itu memang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa kan? jadikan Allah sebagai motivasi terbesar.