Daun

Disebuah tempat, dibalik bisik-bisik deru ombak dan hujan,
aku mendengar sebuah percakapan diantara hujan dan selembar daun...
sssttt, ternyata daun tersebut sedang curhat kepada hujan, tentang perasaan dan pikirannya selama ini
hmmmm sepertinya ini menarik, benakku....
aku tetap berada dipersembunyianku dengan rasa penasaran didada untuk mencuri cerita mereka malam ini,
sepertinya aku aman disini, mereka tak akan bisa menyadari keberadaanku.

"Hai Hujan, lama kau tidak datang, sudah lama aku ingin berterima kasih padamu", tanya daun malam itu.

"Sudahlah daun, takdirlah yang mempertemukan kita", jawab hujan.

"Yaa, aku tahu, hujan. tapi tapi aku memang sangat ingin mengucapkan terima kasih padamu. 
kamu tahu sudah berapa lama aku terombang ambing di lautan itu? bagaimana takutnya aku saat aku sadar bahwa aku tidak bisa menghindari semua itu? 
dan  apakah kamu tau bagaimana menjadi aku? daun kecil yang berada di tengah-tengah lautan sehingga terombang-ambing dan lelah karena tidak mengerti arahku akan kemana".

Hujan tidak bergeming, namun daun tetap meneruskan ceritanya. Daun tidak sadar, bahwa aku sangat bisa merasakan apa yang dia rasakan, karena aku pernah mengalaminya. ahsudahlah, dia tidak akan pernah sadar karena aku sedang sembunyi.

"Daun, didunia ini tidak ada yang pasti sebelum kita menjalaninya. aku ingatkan ya, berhentilah khawatir saat kamu terombang-ambing dilautan lagi. karena pasti akan selalu ada yang akan menolongmu, dan kebetulan waktu itu takdir yang mempertemukan kita. namun, siapapun akan ada yang menolongmu jika kamu percaya. yang terpenting adalah kamu melakukan hal-hal baik dalam keterombang-ombinganmu itu", jelas hujan.

"Baiklah hujan, nasihat darimu sangat berharga. tapi izinkan aku berterima kasih padamu.
terima kasih telah mempertemukan aku pada daratan waktu itu, daratan yang selalu setia menjadi tempatku untuk kembali, lirih daun.

Seketika hujan pergi, tanpa sepatah kata perpisahan pada daun. aahh, hujan memang begitu, dia datang kapanpun dan pergi kapanpun.
Tanpa sadar akupun terlelap ditempat persembunyianku.

Jalan Sawa, 17 Desember 2014



Postingan populer dari blog ini

Putri Tineke

Selamat Pagi Jogja

Dari Yang di Tinggalkan