Seberat Apapun Itu #Taiwan
Berawal dari
keinginan untuk keluar negeri, walaupun dekat yang penting keluar negeri. Itulah
motivasi terbesarku untuk mendaftar SEP IPSF 2013 ini. Awalnya aku takut untuk
mendaftar karena semua biaya adalah tanggungan kita. tapi dengan naluriku “ingin
coba-coba” ini cukup besar untuk program ini. Sekitar bulan desember 2012, ketika
pendaftaran dibuka, akupun meng-apply. Aku memilih 3 negara tujuan Taiwan,
Singapore, dan Malaysia. Alasanku memilih Negara-negara tersebut karena mereka
menerima mahasiswa sekitar bulan juni-oktober, nah di UGM sudah libur jadi
tidak mengganggu waktu kuliah. Alasan selanjutnya karena Malaysia dan Singapore
dekat, aku berfikir kalau nabung dari sekarang yaah Insyaallah masih terkejar. Tunggu,
lalu kenapa Taiwan? Lumayan jauh sih, tapi aku punya teman disana yaa
hitung-hitung sekalian silahturahmi. Kan belum tentu juga lulus disana, Cuma pilih-pilih
saja. Salah satu kebiasaan burukku adalah sering kali mengambil keputusan tanpa
pikir panjang. Kenapa begitu? Karena males aja..hehe. prinsipku, tetapkan dulu
tujuannya nanti jalannya bisa lurus belok-belok sedikit atau belok-belok terus.
Apapun jalannya harus diterima, sebagai pembelajaran dan sebagai pengalaman
yang berharga.
Sebulan kemudian,
ketika aku bangun tidur, beraktifitas, sampai tidur lagi, namun formulir SEP
IPSFku sedang jalan-jalan. Maksudnya lagi di urus sama panitia IPSFnya dari
LEO, SEO dan lain-lainnya. Bulan Februari, dapat kabar kalau applicationnya di
terima di Taiwan. Berarti aku akan berada di Taiwan dari 8 July 2013- 8 agustus
2013. Antara senang dan bingung. Senang dan bersyukur karena diterima tapi
bingung mau dapat uang dari mana. Langsung mengecek harga tiket, makanan dan
lainnya. Terus menghitung sumber pendapatan. Dari beasiswa, tabungan, minta ke
orang tua dan lain-lainnya.
Hari makin
hari, bulan juli itu makin dekat aja. Disaat aku butuh berhemat malah semua
barang-barangku rusak, Charger leptop, Hp terbanting terus mati, jatuh dari
motor, kacamata hilang dan kayaknya masih banyak hal lain yang pengen buat aku
marah atau teriak(gak tau bilang lagi) tapi Alhamdulillah aku masih bisa
bersabar. Enggak ada marah-marah dan teriak-teriak. Ini semua cobaan.
Di samping
itu, Allah memang maha baik. Aku selalu saja dikirimkan malaikat-malaikat
oleh-NYA. Ada teman yang meminjamkan Hpnya, Ada teman yang membelikan tiket
dengan uangnya dulu, ada teman yang meminjamkan uang untuk visa dan uang yang
lain (karena beasiswa enggak keluar-keluar) -,-, trus ada juga teman yang mau
jemput di Jakarta, teman yang meminjamkan kamar kosnya, teman yang memesankan
taksi, teman yang jemput di Taipei dan teman baik yang sekamar di Taiwan. Aku sangat
bersyukur bisa bertemu dengan malaikat-malaikat itu. Mungkin aku tidak bisa
membalas, hanya Allah yang bisa membalas. Semoga disaat kalian susah kalian
akan di tolong juga. Semoga aku yang menolong kalian.
Sepintas,
perjalanan ini agak memalukan karena merepotkan banyak orang. Tapi mau gimana
lagi, semua harus dijalani karena kalau aku enggak berangkat ke Taiwan UGM akan
di Black list untuk tahun depan dalam program ini. Aku harus bertanggung-jawab
atas semuanya. Walaupun mungkin orang mengganggapku hina, enggak peduli. Yang penting
aku bertanggung-jawab dengan kesalahanku. Aku juga merasa bersalah pada orang
tuaku, mereka sangat khawatir denganku, namun Alhamdulillah sampai saat ini aku
masih baik-baik saja.
Jelas sudah,
jalan ini sangat berbelok-belok aku sampai enggak tau dimana jalan pulangnya. Semoga
bisa survive sampai akhir disini. Perjalanan yang sudah dimulai, harus dijalani
sampai akhir, seberat apapun itu.