Ekspektasi dan Realita
Setiap orang pasti punya mimpi. Mereka, kamu, dan juga saya memiliki
mimpi.
Sejak duduk
kelas dua di SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, saya mulai merangkai mimpi. Saat
itu, salah satu mimpi saya adalah kuliah di ITB, Sekolah Farmasi. Hal ini
terinspirasi dari kakak kelas saya yang sudah berkuliah di ITB dan mereka
pernah datang ke sekolah untuk memotivasi agar saya dan teman-teman mencoba
untuk kuliah di Jawa. Setelah uduk di kelas tiga SMA, mimpi itu tetap sama,
ditambah lagi beberapa kakak kelas yang saya kagumi, yaitu kak Tika Pradinita telah
diterima di SF ITB 2010 dan bang Aulia di STEI ITB 2010.
Saat dibuka
seleksi Undangan SNMPTN disekolah, sayapun memilih ITB di pilihan pertama dan
UI dipilihan kedua. Tapi sayangnya, saya tidak lulus seleksi tersebut, sempat
nangis semalaman waktu ditelepon orang tua, tapi tidak berlarut-larut karena
saya harus belajar lagi agar siap menghadapi ujian tulis SNMPTN. Mulai saat
itu, selain ikut bimbel di BTA, saya juga memperbanyak latihan soa-soall.
Rasanya buku soal-soal SNMPTN itu sudah seperti bantal, yang dilihat pertama
kali saat bangun tidur dan dilihat terakhir kali saat mau tidur. Saya juga
banyak membeli buku-buku bank soal keluaran beberapa penerbit biar bisa lulus
ITB. Saat itu, enggak punya mimpi selain masuk SF ITB.
Tiba saatnya
pendaftaran SNMPTN dibuka, saya mendaftarnya H-2 sebelum penutupan. Waktu
mengisi formulir online, saya memilih SF ITB dipilihan pertama. Namun, saat itu
boleh diisi dua pilihan jurusan dari dua universitas berbeda. Saya enggak punya
ide untuk mengisi pilihan keduanya, sayang juga kalau di kosongin. Akhirnya,
saya membuka mengecek kuota untuk jurusan farmasi di UI dan UGM. Kalau di UI
yang diterima hanya 20 orang, sedangkan di UGM yang diterima sekitar 120 orang.
Karena kuota UGM lebih banyak, makanya saya memilih Farmasi UGM dipilihan
kedua. Pilihan itu dibuat dalam sehari, tanpa pikir panjang dan tanpa banyak
pertimbangan. Setelah form lengkap, sayapun mengklik, cetak kartu ujian.
Bismillah, kartu ujian tercetak, lalu saya klik save. Sambil berdoa, semoga
lulus ITB ya Allah..aamiin.
Beberapa hari
setelah pendaftaran, ujianpun berlangsung. Saya mencoba menjawab soal-soal
pelajaran yang saya suka terlebih dahulu, seperti biologi. Saya juga berusaha
untuk memaksimalkan menjawab soal-soal TPA karena kata guru bimbel, hal itu
sangat baik untuk menabung nilai. Untuk soal matematika IPA dan Fisika ya saya
jawab sebisanya, minimal ada 4, karena saya sangat sulit memahaminya. Apalagi
fisika, belajar karena terpaksa. Kalau waktu disekolahpun belajar fisika juga
seadanya. Fisika itu sulit untuk saya, karena logika saya memang lemah untuk
menterjemahkan soal-soal fisika dan memilih rumus-rumus. Setelah ujian selesai
dan agak pusing-pusing gitu, sayapun cepat-cepat kembali kerumah dan berdoa
semoga mendapatkan hasil yang terbaik. Habis ujian, yang paling buat tidak
tenang adalah menunggu pengumumannya, kalau tidak salah 30 juni 2011. Dalam
waktu menunggu itu, saya pulang ke Langsa, berdoa banyak-banyak dan juga
meminta doa dari orang-orang terdekat saya.
Hingga, jadwal
pengumuman SNMPTNpun tiba. Jam 19.00, 30 juni 2011, saya buru-buru pergi ke
warnet untuk mengecek pengumuman dengan nomor pendaftaran 111-111-(terus lupa).
Tapi saya kurang beruntung, karena di warnet tersebut, sinyal internetnya kurang
baik. Waktu itu, teman saya Aulia Taufik Akbar yang saat itu sudah lulus
undangan SNMPTN di FTTM ITB, dia menanyakan sudah lihat pengumuman atau belum,
saya menjawabnya belum karena internetnya trouble. Lalu akhirnya Aul yang
mengecek pengumumannya, kata Aul, “SELAMAT CAYE LULUS FARMASI UGM”.
Perasaan saya
campur aduk saat itu, bahagia karena lulus SNMPTN dan sedih karena tidak
keterima ITB lagi. Sesaat kemudian, saya sadar bahwa saya harus bersyukur
karena UGM juga kampus yang bagus dan mungkin inilah jalan terbaik yang
dipilihkan Allah untuk saya. Kemudian, Aul Tanya lagi, “tahun depan daftar ITB
lagi gak caye?”, “belum kepikiran, kayaknya enggak”, jawab saya. Akhirnya waktu
itu teman-teman saya yang lulus di ITB, ada Jihad mardhatillah, Muhammad Irfan,
dan Muzammil lulus di SAPPK, Kamil di FTMD dan Edi Agus Mulyono di FTI.
Tanggal 3 juli
2011 saya berangkat ke Jogja bersama dua orang teman yang sama-sama lulus UGM.
Di angkatan kami saat itu, ada 4 orang yang lulus UGM. Laisa Karnita di
Teknik-PWK, Saipul di Teknik Fisika dan Hafiz Al-ghazali di Biologi. Tapi pada
akhirnya tinggal 3 orang, karena Hafiz lebih memilih kuliah di Taiwan dan
mendapatkan beasiswa disana.
Tanggal 5 juli
2011, saya resmi menjadi mahasiswa Fakultas Farmasi UGM. Kehidupan barupun
dimulai, tinggal jauh dari orang tua dan sanak saudara membuat saya harus hidup
mandiri. Harus bisa mengurus semuanya sendiri. Alhamdulillah waktu pertama kali
di jogja banyak dibantu oleh kakak kelas waktu di SMA yaitu kak Ara dan kak
Aini. Mereka yang membantu mencarikan kos-kosan dan memberi tahu hal apapun
tentang Jogja. Setelah selesai daftar ulang dan mendapatkan kosan, sayapun
pulang dulu ke Aceh, karena kuliah dimulai sekitar satu setengah bulan lagi.
Selamat tinggal ITB, Selamat tinggal Bandung. Assalammu’alaikum Yogyakarta J
Akhirnya
masa-masa perkuliahanpun tiba, setelah menjalani sekitar seminggu masa-masa
PPSMB yang melelahkan tapi seru itu. Setelah masuk farmasi, saya baru tahu
kalau kuliah disini akan ada program profesinya selama satu tahun, jadi untuk
menjadi apoteker dibutukan waktu belajar setidaknya 5 tahun, beda dengan
fakultas lainnya. Saya juga baru tahu, ternyata kuliah di farmasi itu, banyak
banget praktikumnya dan hampir setiap hari, lalu penuh dengan tugas-tugas buat
laporan lagi. Belum apa-apa sudah tidak semangat rasanya. Tapi waktu itu, salah
satu dosen saya, namanya Prof. Suwaldi mengatakan bahwa kita tidak boleh malas
belajar, ingat waktu-waktu belajar agar bisa lulus SNMPTN, pasti belajarnya
setiap hari, jangan sampai waktu sudah diterima kuliah, kalian belajarnya
dengan SKS (sistem kebut semalam). Kata-kata beliau terngiang-ngiang sampai
sekarang. Lebih diingat daripada pelajarannya.
Hari-hari kuliah
di farmasi UGM berlalu, saya masih penasaran sama takdir ini, masih ada beberapa
pertanyaan, seperti “kenapa saya ditakdirkan lulus di UGM?”, “apakah harus ikut
SNMPTN lagi?”. Sampai hampir setahun, saya terus menerus mencoba mencari hikmah
mengapa saya ditakdirkan kuliah disini.
Sampai pada
akhirnya, saya menemukan sebuah hikmah yang benar-benar saya syukuri. Hikmah
tersebut terkait dengan diterimanya saya sebagai peserta PPSDMS, sebuah program
beasiswa yang juga memberikan pendidikan karakter melalui pembinaan di asrama
selama dua tahun. Mengapa saya bilang ini sebuah hikmah? Karena untuk PPSDMS
regional putri hanya ada di dua kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta. Dan di
Yogyakartapun baru dibuka angkatan pertama untuk yang putri. Saya akhirnya
menyadari kalau saya lulusnya di ITB, saya tidak bisa akan bisa bergabung
menjadi keluarga PPSDMS ini. PPSDMS memberikan banyak perubahan dalam diri saya
dalam banyak hal, PPSDMS juga yang akhirnya memberikan jalan bagi saya untuk
bertemu dengan orang-orang yang menginspirasi, yang sama-sama memiliki
cita-cita untuk Indonesia yang lebih baik. Dengan menjadi peserta PPSDMS juga
saya akhirnya memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari Keluarga Forum
Indonesia Muda dan Keluarga Dreamdelion. Banyak hal yang saya syukuri, ternyata
Allah benar-benar banyak mengirimkan hadiah kebahagian.
Saya tidak
pernah menyesal kuliah di Farmasi UGM, karena dari sinilah saya menemukan
teman-teman terbaik saya dan guru-guru terbaik saya. Alhamdulillah, pada
tanggal 19 Agustus 2015, saya telah di wisuda sebagai sarjana farmasi UGM.
Terima Kasih Allah, Ayah, Mama, Kakek, dan Nenek J.
Semoga saya bisa mempertanggung jawabkan amanah ini di akhirat kelak.
Kita semua boleh bermimpi, namun Allah yang
paling tahu apa-apa yang terbaik bagi kita. Ketika mimpi kita tidak terwujud,
bukan berarti Allah tidak sayang, tapi Allah selalu menyiapkan hadiah-hadiah
terindahnya dalam hidup kita. Kadang sesuatu yang tidak kita rencanakan, bisa
memberikan sesuatu yang lebih membahagiakan. Mari kita syukuri hidup ini,
Alhamdulillah J
Happy Graduation
for me, semoga ilmunya bisa bermanfaat untuk orang lain, aamiin.
Asrama PPSDMS
R3, 24 Agustus 2015.