Sepatu Kita
Aku baru tau
Ternyata siang itu, kamu yang berada dibelakangku
senyum-senyum sendiri
Senyum malu-malu sambil memperhatikan kakiku yang
berselonjor lalu dengan sepatu yang sudah lekang dari tapaknya. Aku baru tahu,
ternyata kamu memperhatikan. Memperhatikan saat aku memegang sepatuku dan
menemukan bahwa sepatuku sudah lekang dibanyak tempat.
Aku baru tau
Ternyata, saat kamu senyum-senyum sendiri, ada seorang teman
disamping kamu yang menyadari tingkah lakumu, lalu meledekmu. Akhirnya kamupun
makin tersipu malu, karena sudah tertangkap basah sedang memperhatikan aku.
Aku baru tau
Ternyata kamu tidak tinggal diam. Kamu menjelaskan bahwa
sepatu kamu dan sepatuku keadaannya sama. Sama-sama lekang, sama-sama rusak. Aku
baru tau, ternyata kita sama-sama memakai sepatu itu.
Kamu pun kemudian memperlihatkan sepatumu pada temanmu itu,
agar dia percaya dan hilang curiga. Setelah menjelaskan, kamupun lega.
Aku baru tau
Ternyata, sebelum pergi, kamu sudah mencoba memperbaiki
sepatumu. Saat itu kamu pulang dari suatu tempat, lalu bersiap-siap naik
kereta. Tapi sepatumu belum di sol. Dua-duanya menganga, kamu juga enggak punya
sepatu lain, maksudnya enggak punya sepatu lain yang disuka. Kamu cuma suka
sepatu itu.
Aku baru tau
Ternyata, sayangnya saat kamu mencari seorang bapak pengesol
sepatu, kamu tidak menemukannya. Karena kamu mencarinya disiang hari, di hari
jum’at. Bapak tersebut sedang shalat jum’at.
Aku baru tau
Ternyata kamu saat naik motor, ada berdoa begini : ya Allah,
semoga ada bapak sol sepatu yang lagi gak sholat jum’at”. Lalu kamupun menyesal
saat mengucapkan doa jahat itu.
Tapi kamu tetap kesana, mencari bapak itu, siapa tau
beruntung. Alhamdulillah, semua tempat untuk sol sepatu tutup. Semua bapak sol
sepatu, pergi ke Mesjid.
Lalu kamupun pulang, dengan sepatu yang lekang itu.
Aku baru tau
Ternyata kamu juga meminta pendapat tentang sepatu lekangmu,
“sepatuku rusak, kelihatan enggak kalau aku pakai? Lemnya lekang”
“enggak keliatan kok”
“ serius? ini belum jelek-jelek bangetkan sepatunya?”
“iyaa enggak apa-apa”
“aku suka sepatunya, enak kalau dipakai jalan-jalan”
“iya, enggak apa-apa yang penting kamu nyaman”
“oke, terima kasih”
Aku baru tau tentang percakapan itu, dan aku hanya bisa
tersenyum.
Aku baru tau
Ternyata sepatu kita sama-sama lekang, sama-sama rusak. Kebetulan
yang manis kan?