Memaksimalkan Peran Ibu dalam Pendidikan Anak di Usia Dini
Pendidikan
merupakan faktor penting dalam fase kehidupan seseorang. Baik pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal. Apabila pendidikan yang didapatkan oleh seseorang
itu baik dan tepat maka kualitas dirinya juga akan baik. Kualitas perabadan di
sebuah negara tergantung dari tingkat pendidikan bangsanya. Bila tingkat
pendidikannya baik, maka negara tersebut akan semakin maju.
Di
Indonesia, kita masih mengalami beberapa masalah pendidikan. Seperti belum
tercukupinya guru yang kompeten sebagai
pengajar, dan belum terbentuknya metode pengajaran dan kurikulum yang baik.
masalah-masalah yang terjadi di dunia pendidikan menyebabkan terbentuknya
generasi yang tidak sesuai dengan harapan.
Faktanya, di Indonesia, orang tua dan masyarakat seperti lepas tangan
dalam menghadapi masalah ini. Mereka
menyerahkan hampir sepenuhnya masalah pendidikan kepada pemerintah.
Padahal, sebagaimana kita tahu bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam
mengurusi hal tersebut.
Lalu,
apa peran kita sebagai masyarakat atau sebagai orang tua? Apakah kita hanya
diam saja menghadapi masalah ini?
Ketika
banyak orang tua menyalahkan pemerintah atas ketidakberhasilan pendidikan
anaknya, apakah kita sudah sadar bahwa orang tualah yang bertanggung jawab atas
pendidikan anak-anaknya.
Orang tua,
khususnya ibu, adalah
sekolah yang pertama bagi anak-anak. Ibu mendidik anaknya tentang prinsip hidup; bagaimana anak seharusnya
hidup; bagaimana anak berinteraksi kepada Penciptanya, sesama manusia dan alam.
Pada dasarnya orang tua, khususnya ibu memiliki peran utama dalam mengajarkan
kebenaran kepada anak-anaknya.
Dengan ilmu pengetahuannya, seorang ibu akan
tahu bagaimana mendidik anak (memberikan ilmu dan hal-hal yang dibutuhkan
anak), hanya ibu yang bisa mengetahui talenta dan keinginan anaknya. Bila seorang
ibu berhasil menggabungkan talenta dan keinginan anak tersebut dengan
pendidikan yang tepat maka kelak anak tersebut akan lebih mudah mencapai
kesuksesannya.
Ketika dilahirkan, anak-anak telah membawa 4
hal dalam dirinya :
1. Intellectual curiosity (Rasa Ingin tahu)
2.
creativity
of imagination (Kreativitas)
3.
art of
discovery (Seni untuk menemukan)
4.
noble
attitude (akhlak mulia)
Anak adalah makhluk luar biasa yang
diamanahkan pada seorang ibu. Fungsi pendidikan adalah meningkatkan keempat hal
yang telah ada tersebut. Untuk itu, maka dibutuhkan peran ibu yang berfungsi
sebagai fasilitator handal yang membantu anak mengembangkan dirinya.
Ada hal yang perlu diketahui oleh setiap ibu
dalam mendidik anaknya, yaitu mengetahui bahwa fitrah anak-anak adalah homo
ludens, mereka senang bermain. Agar bisa berkembang seorang anak diajak belajar
dengan bermain. Lalu, mengetahui bahwa rentang konsentrasi anak adalah 1 menit
x umurnya. Anak umur 5 tahun, hanya bisa konsentrasi selama 5 menit. Sehingga
untuk duduk tenang terus-menerus selama 30 menit atau lebih, seperti di sekolah
formal, anak tidak akan bisa. Banyak guru di sekolah-sekolah dasar tidak
mengetahui hal tersebut, jikapun tahu, kita bisa membayangkan betapa
kesusahannya guru tersebut. Contohnya adalah guru kelas 1 SD, setiap kelas
hanya ada 2 guru dan harus mengurus 20-30 anak setiap harinya. Tentunya
pendidikan di sekolah saja tidak cukup.
Pada Usia anak dari 0-12 tahun
merupakan periode golden age. Pada usia ini, seorang ibu harus serius
membersamainya dan terus mendidiknya. Karena, dalam masa inilah dimana karakter
seorang anak terbentuk dan mengendap. Apabila kita berhasil mendidiknya dengan
baik pada masa ini, maka selanjutnya mereka sudah bisa mandiri dan memegang
nilai-nilai yang telah mereka dapatkan. Sehingga, tugas kita untuk menjaganya
tidaklah sulit.
Maka dari itu, untuk membentuk generasi emas Indonesia,
peran ibu sebagai agen pendidik yang pertama dan utama sangatlah penting.
Dengan memaksimalkan peran ibu dalam pendidikan anak, generasi Indonesia
mendatang tidak hanya memiliki intelektual yang tinggi tetapi juga memiliki
karakter yang baik.
Ibu yang berhasil mendidik, maka ia telah
berhasil menyelamatkan satu generasi.
-Naskah Pidato waktu seleksi Mapres Farmasi bulan lalu, saat di buat versi inggrisnya langsung deh salah dimana-dimana, ya salam....harus belajar lebih banyak lagi, semangat -