Sebuah ruangan di Ulen Sentalu yang penuh dengan puisi-puisi untuk putri Tineke(Nama Eropa Beliau), GRAj Koes Sapariam. Ada sekitar 29 puisi yang ditulis oleh teman-teman putri Tineke, baik dari kakaknya, temannya di Eropa dan temannya yang sesama putri. Saat itu, putri Tineke mencintai seorang pangeran. Namun, ibunya tidak merestui hubungan mereka. sehingga membuat putri Tineke sedih. Kesedihan beliau menarik simpati temannya sehingga membuat puisi-puisi untuk beliau agar beliau kuat dan tabah. Tak lama kemudian, kesabaran putri Tineke menjawab cintanya. Saat kakaknya, Pangeran Boby (nama eropa beliau) naik takhta, maka beliau menikahkan adiknya, putri Tineke dengan seorang pangeran yang dicintai adiknya tersebut. Pada saat itu, ibunya tetap masih belum merestui hubungan mereka. Namun, putri Tineke tetap mencoba meminta restu dari ibunya. Takdir cinta memang tidak ada yang tahu. Dalam usia 53 tahun, putri Tineke wafat bahkan mendahului ibunya...
Sebuah rezeki yang datang dari Allah kepada para Srikandi, peserta PPSDMS R3 Putri, untuk berkunjung ke rumah Ibunda Septi, seorang ibu profesional yang telah sukses melahirkan dan mendidik anaknya menjadi outstanding children . Ibu Septi ini merupakan role model yang sangat tepat bagi para srikandi. Karena apa? Karena di asrama sedang hangat topic tentang munakahat, imam kece, ibu hebat, dan anak shalih, shalihah. Nah, dari sini kami belajar how to be good wife and good mom. Ibu Septi, merupakan seorang wanita yang telah berhasil mendidik anak-anaknya dirumah tanpa mengikuti sekolah formal namun anak-anak beliau sekarang menjadi anak yang sukses. Anak pertama, Enes sekarang kuliah di Singapore, di umur 18 tahun dia akan menjadi sarjana. Anak kedua, Ara, dia memiliki peternakan sapi dan sekarang sedang kuliah juga di Singapore. Anak terakhir, Elan, dia bercita-cita menjadi ahli robot. Saat ini Elan sedang membuat robot pengambil sampah dan dia ingin kuliah di Jerman. Tidak han...
Kalau ada yang bertanya, apakah saya pernah bermimpi untuk berada di Paris? Jawabannya adalah tidak. Apakah saya pernah berdoa agar bisa ke Paris? Jawabannya juga tidak. Tanpa dimintapun, Allah memberikan kesempatan indah itu. Apalagi untuk sesuatu yang setiap hari kita pinta, kita doakan. Apakah mungkin Allah akan menggabaikannya? Insha Allah tidak. Jadi, London, tunggu ya! Percaya, sabar, usaha, tawakal, dan ikhlas. Paris, Summer 2016 Adanya banjir sempat membuat kami mengurungkan niat untuk ke Paris. Ketika di Eindhoven, kami berdiskusi apakah akan tetap ke Paris atau tidak. Berdasarkan berita online BBC, sebagian kota Paris, khususnya kawasan Eiffle yang berada didekat sungai Seine, terendam air. Dari berita tersebut juga dikatakan bahwa banjir tersebut terjadi tiap 30 tahun sekali, bahkan ada yang mengakatakan tiap 100 tahun sekali. Dalam diskusi tersebut, sayalah yang bersi keras untuk tidak membatalkan rencana. Saya bilang, “bagus dong kalau kita bisa liat banjirnya, bera...