ENTRANCE! 2013



Pernah jalan-jalan keliling jogja dengan uang 30ribu rupiah buat bertiga? Trus nyuci piring di malioboro? Pernah juga jalan dari kridosono sampai UGM sambil jualan clay gak jelas?
Nah, semuanya itu saya alami saat mengikuti acara ENTRENCE! 2013 “ Enterpreneur Race and Challenge”.
Yogyakarta, 25 Mei 2013.
Triple merah dari jalan kaliurang beraksi. Nama Tim Kami adalah Cheetah. Sounds freak? Haha tapi cheetah itu larinya kencang loh, makanya kami pakai nama itu biar larinya seperti cheetah. Nah, Tim cheetah terdiri dari Intan Purwandani Ghofur( FIB, 2011), Hafizh Asri (FEB, 201) and Me, Khairunnisa Sy(Farmasi, 2011).
Pukul 8 pagi, ketika matahari sudah say hello untuk semua penduduk jogja. Berbekal bubur ayam dari Pujale(pusat jajanan lembah) kamipun move on ke FEB. sesampai di FEB, kami bertemu sama LO namanya Adit. Nih LOnya prepare banget, padahal belum kenal tapi dia sudah nyiapin kamera. Oke banget lah pokoknya.
Setelah pembukaan ketua panitia, arahan, pemanasan yang aneh dan blab la lainnya. Acarapun dimulai. Dari UGM dan akan Kembali ke UGM. Entah gmana caranya dengan Uang 30ribu harus bisa pulang.
Pos 1. Nyari Puzzle yang tersembunyi di sekitaran GSP.
(no Photo Available)
Pos 2.
Setelah berhasil menemukan Puzzle, kamipun mendapat teki-teki baru. Intinya kami harus ketempat dengan icon naga yang memegang krital. Dengan mudah kami mengetahui tempat itu.
MALIOBORO
Dari UGM ke malioboro. Kami menumpang sebuah mobil avanza. Saking senangnya engga kenalan. Yang kami tau mereka adalah orang baik :D
10 menit kemudian…
Here we are!



Masih di pos 2. Antriannya lama banget…
jadi kami narsis-narsisan dulu :





setelah lelah berfoto-foto, kami berinisiatif mencari uang. Tiba-tiba terlintas aja pikiran buat nyuci piring di salah satu angkringan malioboro. Awalanya agak malu, tapi ternyata seruuuuu…kapan lagi coba bisa gini?

Lalu….
Tantangan kedua, buat bakpia. Bentuknya lope-lope namanya “PIEMAN” bakpia berhati nyaman.

Post 3. Pasar bringharjo….
Tantangannya adalah jualan apapun dengan modal minimal 15 ribu. Dalam waktu 15 menit kami harus berhasil menemukan barang dagangan. Taadaaa…..pulpen cantik warna-warni.


 pulpen-pulpen itu, kami jual 3ribu rupiah perbuah...alhamdulillah laris juga ternyataaa ^_^

Pos 4. Mesjid Agung Yogyakarta
(no photo available, our LO is Lost)

Pos 5. Mesjid (lupa namanya) di dekat Kridosono
nah, karena sulitnya mencari tumpangan, maka kami menutuskan untuk naik taksi...uangnya abis dikit enggak apa-apa deh, daripada patah kaki...ckckck

pengeluaran pertama : bayar taksi Rp.17.000,00
menuju post 5....
pos 5....kami enggak bisa jawab pertanyaannya nih :(
Harus tau nama-nama perusahaan yang ada di Italy,,,,susah -_-


  menuju pos 6....

Dari mesjid ke McD...
pos 6....
kami di beri sebongkah Clay....
inilah karya kamiiii.....
clay itu harus dijual,,,,dan berhasil terjual seharga Rp5.000,00...Alhamdulillah...
 
pos 7...kembali ke UGM
susaaaahhhh banget cari tumpangan...mulai becak motor, becak dayung, mobil, dan lainnya enggak ada yang bisa...mungkin karena kurang usaha...ya udah, akhirnya kami memanfaatkan satu-satunya anugrah Allah...sepasang kaki....dari jalan jendral soedirman sampai FEB UGM....
capekk banget....tapi terkadang enggak terasa karena terlalu semangat,,,
nah, diakhir, pas udah di depan GSP, seorang ibu dan anak gadisnya yang cantik, keluarga tionghua memberi kami tumpangan,,,,alhamdulillah,,,,,
lalu, pertamina tower FEBpun mendekat semakin cepat dan dekat....fiiiiuuuuhhhhhh sampailah di garis Finish :D
walaupun, bukan yang tercepat...tapi tetap senang...
saatnya maakkaaaannnnn!



akhirnya perjalanan saya dan teman2 selasai hari ini......
walaupun enggak menang, tentunya dapat pengalaman berharga,,,,doain kami berempat jadi pengusaha sukses yaa :D

Postingan populer dari blog ini

Putri Tineke

Sebuah ruangan di Ulen Sentalu yang penuh dengan puisi-puisi untuk putri Tineke(Nama Eropa Beliau), GRAj Koes Sapariam. Ada sekitar 29 puisi yang ditulis oleh teman-teman putri Tineke, baik dari kakaknya, temannya di Eropa dan temannya yang sesama putri.  Saat itu, putri Tineke mencintai seorang pangeran. Namun, ibunya tidak merestui hubungan mereka. sehingga membuat putri Tineke sedih. Kesedihan beliau menarik simpati temannya sehingga membuat puisi-puisi untuk beliau agar beliau kuat dan tabah.  Tak lama kemudian, kesabaran putri Tineke menjawab cintanya. Saat kakaknya, Pangeran Boby (nama eropa beliau) naik takhta, maka beliau menikahkan adiknya, putri Tineke dengan seorang pangeran yang dicintai adiknya tersebut. Pada saat itu, ibunya tetap masih belum merestui hubungan mereka.   Namun, putri Tineke tetap mencoba meminta restu dari ibunya.  Takdir cinta memang tidak ada yang tahu. Dalam usia 53 tahun, putri Tineke wafat bahkan mendahului ibunya...
Baca selengkapnya

Eindhoven dan segala kenangannya

          Di bandara Schipol Amsterdam, akhirnya saya bertemu dengan teman, Inna (UGM) dan Lucky(UNAIR). Walaupun sama-sama dari Indonesia, tapi pertemuan pertama kami adalah di Amstredam. Setelah berkumpul, saatnya menuju kota Eindhoven. Kami akan mengunjungi kak Alifah Syamsiah, yang biasa dipanggil kak Lili. Beliau adalah kakak seperguruan di Asrama PPSDMS yang sekarang sedang menjadi mahasiswa PhD di TU/e (Technologycal University of Eindhoven). Saat itu, saya dan inna sudah memiliki tiket kereta menuju eindhoven seharga 7 euro yang dibelikan oleh kak Lili melalui group ticket. Sedangkan Lucky belum punya tiket, sehingga ia harus membeli tiket kereta di counter station seharga 25 euro. Transportasi antar kota di Belanda tergolong mahal, namun ada beberapa cara untuk berhemat, misalnya dengan membeli tiket melalui grup ticket atau beli di supermarket seperti HEMA atau Albert Heijin yang sering mengadakan promo. Jadi ingat, dulu pernah ba...
Baca selengkapnya

Perjalanan Baru

Rasanya sudah berjalan terlalu jauh, tapi sayang ada banyak hal yang terlewat untuk dikenang.  Sebanarnya beberapa tahun terakhir, aku tetap menulis dengan platform lain, sebut saja instagram. Namun, semakin kesini, apa yang diinginkan oleh si pembuat sosial media tidak sesuai dengan apa yang aku butuhkan. Bagiku menulis adalah cara untuk healing, cara untuk bersyukur, dan cara mengikat cerita perjalanan diri. Menulis di instagram saat ini, terasa kurang menyenangkan karena bisa menimbulkan judgement dari orang lain , misalnya aku khawatir saat menceritakan hal bahagia ada orang lain yang tidak bisa ikut bahagia karenanya, lalu saat sedih, ada yang ikut sedih. Padahal, kalau mau menulis yaa menulis saja, tidak perlu overthingking. Tapi, dasar aku memang sukanya overthinking.... Lalu, yang menjadi algoritma instagram itu adalah bagaimana kita bisa memahami orang lain. Semakin tulisan kita related to kehidupan orang lain, maka semakin banyak yang baca. Nah, bagian ini pun kurang ...
Baca selengkapnya