Rasanya sudah berjalan terlalu jauh, tapi sayang ada banyak hal yang terlewat untuk dikenang. Sebanarnya beberapa tahun terakhir, aku tetap menulis dengan platform lain, sebut saja instagram. Namun, semakin kesini, apa yang diinginkan oleh si pembuat sosial media tidak sesuai dengan apa yang aku butuhkan. Bagiku menulis adalah cara untuk healing, cara untuk bersyukur, dan cara mengikat cerita perjalanan diri. Menulis di instagram saat ini, terasa kurang menyenangkan karena bisa menimbulkan judgement dari orang lain , misalnya aku khawatir saat menceritakan hal bahagia ada orang lain yang tidak bisa ikut bahagia karenanya, lalu saat sedih, ada yang ikut sedih. Padahal, kalau mau menulis yaa menulis saja, tidak perlu overthingking. Tapi, dasar aku memang sukanya overthinking.... Lalu, yang menjadi algoritma instagram itu adalah bagaimana kita bisa memahami orang lain. Semakin tulisan kita related to kehidupan orang lain, maka semakin banyak yang baca. Nah, bagian ini pun kurang coco